26 July 2021
dilihat 592x
Mobilku.com - Pada tahun 2009, para pemimpin serikat pekerja Swedia berangkat menuju China untuk menyelamatkan Volvo yang pada saat itu dalam kondisi sedang berjuang.
Bertemu dengan Presiden Geely Auto Group, Li Shufu berjanji bahwa kerjasama dan suntikan dana yang diberikan akan memungkinkan Volvo untuk mempertahankan nama dan independensinya.
Li Shufu diketahui telah menginvestasikan dana sebesar $10 miliar, dan nilai valuasi Volvo pun telah meningkat sepuluh kali lipat selama dekade terakhir. Bahkan selama pandemi, Volvo tercatat menunjukan angka penjualan yang sangat luar biasa.
Kecemasan Pun Dimulai
Namun dibalik kesuksesan Volvo, ada kegelisahan dari para pemimpin politik dan bisnis di Swedia. Beberapa politikus mempertanyakan apakah kerjasama tersebut akan tetap baik-baik saja atau ada maksud tertentu dibelakangnya.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketika Li Shufu mengumumkan rencananya untuk menggabungkan Volvo Cars dengan Zhejiang Geely Holding Group miliknya. Dengan alasan, merger ini dapat menciptakan perusahaan menjadi global dan menguasai seluruh lini bisnis.
Di Swedia, kabar tersebut telah memicu debat level nasional dengan berbagai macam desas-desus serta kontroversi di belakangnya. Ada yang mengatakan bahwa China diam-diam mulai mengambil apa yang menjadi “hak” nya dan mulai membatasi pergerakan Volvo.
Rumor mengatakan bahwa Li mungkin akan mengganti nama perusahaan menjadi Volvo-Geely, dimana nama Volvo hanya digunakan untuk menambah prestige pada merek yang kurang mapan.
Bahkan, ada kekhawatiran di Swedia bahwa merger bisa berarti memindahkan headquarter Volvo ke China, atau memprioritaskan pekerjaan manufaktur dan spare part di pabrik China.
Beberapa pejabat Swedia juga dikabarkan telah menilai kembali hubungan Swedia dengan China. Hal tersebut lantaran banyak Investor China yang membeli berbagai jenis perusahaan Swedia, seperti perusahaan teknologi militer, hingga Satlab Geosolutions, perusahaan yang bergerak dibidang satelit.
Pada intinya, masyarakat Swedia hanya tidak ingin hubungan kedua perusahaan tersebut membawa pengaruh buruk bagi iklim bisnis di negara mereka. Pemerintah Swedia bahkan dihimbau untuk terus berhati-hati dalam mempertimbangkan keputusan bisnis.
Volvo Akuisisi Kembali Haknya di China
Volvo mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Geely untuk mengambil kembali kepemilikan penuh atas pabrik manufaktur, fasilitas R&D, dan bisnis penjualannya di China. Volvo mengatakan bahwa transaksi ini akan berlangsung selama 2 tahap, mulai tahun depan dan diharapkan resmi pada 2023.
"Dengan perjanjian ini, Volvo Cars akan menjadi produsen mobil non-China pertama yang memiliki kendali penuh atas operasinya di China," kata Chief Executive Volvo Cars Hakan Samuelsson dalam sebuah pernyataan.
0 Komentar
Tambah Komentar