14 August 2020
dilihat 81x
Mobilku.com - Pada minggu-minggu awal wabah virus korona terjadi, Anthony Tan selaku CEO GRAB mengira bahwa virus ini hanya akan ada China saja seperti layaknya SARS di tahun 2003. Namun saat COVID-19 berubah menjadi sebuah pandemi, virus tersebut telah membuat roda ekonomi dunia benar-benar terpukul. Untuk itu belum lama ini Tan meminta saran serta masukan dari Softbank dan Microsoft selaku investornya, tentang bagaimana cara untuk tetap bertahan di situasi krisis.
Pesannya jelas, tidak ada satupun yang tahu berapa lama krisis akan berlangsung. Tan, yang mendirikan Grab pada tahun 2012 bersama dengan sesama alumni Harvard Business School, Tan Hooi Lin, menyadari bahwa mereka harus menetapkan ambang batas perusahaan meskipun hasilnya kurang menyenangkan. Keputusan tersebut akhirnya berdampak pada pemberhentian sekitar 360 karyawan, dimana hal tersebut terpaksa dilakukan guna memangkas pengeluaran perusahaan. Memang berat, Tan bahkan mengatakan "Aku ingat air mata tidak bisa berhenti membasahi wajahku. Saya tidak ingin mengulanginya lagi."
Pandemi ini adalah krisis pertama bagi perusahaan dengan valuasi lebih dari $ 14 miliar tersebut. Grab mengatakan bahwa aplikasinya telah diunduh sebanyak 198 juta kali dan belum menghasilkan banyak keuntungan. Grab yang beroperasi di 351 kota di delapan negara Asia Tenggara tersebut, menarik perhatian global pada 2018 ketika Uber menjual bisnis regionalnya ke Grab setelah bersaing selama lima tahun.
Coronavirus mengharuskan banyak negara di Asia Tenggara menerapkan lockdown, Grab melihat ada peluang di masa krisis tersebut. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pesanan makanan pada saat pandemi, dimana hampir 150.000 pengemudinya beralih menjadi pengantar makanan. Pihak perusahaan bahkan menganggap Indonesia sebagai pasar terbesarnya, namun mereka harus bersaing ketat dengan Gojek yang merupakan perusahaan lokal.
Grab yang juga didukung oleh Didi Chuxing dari China dan MUFG Jepang, telah bertransformasi menjadi aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Grab bukan hanya membantu pengguna yang ada di rumah, mereka juga telah membantu banyak merchant agar dapat menjual produknya kepada pelanggan yang tidak bisa keluar rumah.
Perusahaan yang memiliki lebih dari 9 juta mitra pengemudi, pedagang dan agen tersebut, juga dikabarkan sedang menunggu hasil pengajuan izin untuk membuat perbankan online di Singapura. Keputusan Grab ingin membuka fintech service didasari atas hasil riset mereka yang mengatakan bahwa pasca pandemi akan banyak orang yang butuh modal untuk memulai kembali. Bukan hanya menyediakan jasa pinjaman saja, Grab juga akan menyediakan jasa keuangan lainya yang mencakup manajemen finansial dan asuransi.
Selama berbulan-bulan bekerja di rumah dan berkonsultasi dengan para pemimpin dunia, membuat Tan berkaca dan siap untuk rencana masa depan. “Di saat-saat normal, semua orang saling berebut pangsa pasar. Namun hanya perusahaan terbaiklah yang merespons paling cepat disaat situasi darurat” pungkas Anthony Tan.
0 Komentar
Tambah Komentar