https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d821d855-32dc-4ab2-bf67-60e7f1f7cce0.JPG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/465fe102-b2a4-4912-b6f8-7330f666dde5.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a675f14b-cab0-435e-9859-d7b4c6f08d82.JPG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e28206fe-04fe-4a39-936e-0b3bd7bcd2af.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/dfa39690-5b02-4d10-a26e-ba82620d3a51.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d821d855-32dc-4ab2-bf67-60e7f1f7cce0.JPG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/465fe102-b2a4-4912-b6f8-7330f666dde5.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/dfa39690-5b02-4d10-a26e-ba82620d3a51.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d821d855-32dc-4ab2-bf67-60e7f1f7cce0.JPG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/465fe102-b2a4-4912-b6f8-7330f666dde5.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a675f14b-cab0-435e-9859-d7b4c6f08d82.JPG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e28206fe-04fe-4a39-936e-0b3bd7bcd2af.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/dfa39690-5b02-4d10-a26e-ba82620d3a51.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d821d855-32dc-4ab2-bf67-60e7f1f7cce0.JPG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/465fe102-b2a4-4912-b6f8-7330f666dde5.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a675f14b-cab0-435e-9859-d7b4c6f08d82.JPG

Politikus Rusia Usulkan Nasionalisasi Bisnis Asing Yang Mogok Beroperasi

10 March 2022

dilihat 71x

Mobilku.com - Seorang politikus senior dari partai yang berkuasa di Rusia telah mengusulkan untuk melakukan nasionalisasi kepada pabrik-pabrik yang berhenti beroperasi dengan alasan invasi Rusia ke Ukraina.


“Rusia harus melakukan nasionalisasi pabrik milik perusahaan yang memutuskan untuk beroperasi selama operasi militer khusus di Ukraina. Kami akan mengambil tindakan yang tegas, bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Penutupan pabrik secara sepihak adalah aksi provokasi kepada warga Rusia” kata Andrei Turchak, sekretaris dewan partai yang berkuasa di Rusia.


Sejauh ini Rusia cukup terpukul akibat sanksi yang diberikan oleh banyak negara. Dengan adanya sanksi tersebut, sejumlah perusahaan termasuk pabrikan mobil memutuskan untuk menghentikan ekspor ke Rusia. Bahkan beberapa perusahaan memutuskan untuk berhenti sementara jika Rusia masih meneruskan invasinya ke Ukraina.


Salah satu pabrikan yang menghentikan kegiatan operasionalnya di Rusia adalah Hyundai Group. Pabrikan asal Korea Selatan tersebut merupakan salah satu pembuat mobil asing terbesar di Rusia. 


Namun, pihak Hyundai mengatakan bahwa berhentinya produksi bukan karena sanksi yang diberikan, tetapi adanya masalah pasokan suku cadang dan berniat membuka kembali pabrik dalam waktu dekat.


Sementara itu, Renault memiliki AvtoVaz sebagai pabrikan yang memproduksi Lada, merek paling populer di negara itu. Perusahaan tersebut mengatakan akan tetap melakukan produksi seperti biasanya. Perihal suku cadang dan microchip, AvtoVaz mengatakan mereka sedang mencari perusahaan lokal Rusia yang bisa memenuhi kapasitas produksi.


Di sisi lain ada Shell Oil Company yang mengatakan bahwa mereka tetap berhenti membeli minyak mentah dari Rusia, menutup stasiun pengisian, serta menarik produk bahan bakar penerbangan dan pelumas di Rusia. Hal tersebut dikarenakan pemerintah AS telah mengeluarkan larangan untuk mengirimkan produk-produk minyak Rusia ke negara mereka.

0 Komentar


Tambah Komentar