03 September 2021
dilihat 107x
Mobilku.com - Zhejiang Geely Holding Group adalah salah satu produsen mobil dengan penjualan terbesar di dunia. Perusahaan yang dipimpin Li Shufu tersebut diketahui tidak hanya mengendalikan Volvo Cars, tetapi juga merek mobil global lainnya.
Dengan semakin besarnya gurita bisnis Geely, kabarnya pabrikan China tersebut tengah mempersiapkan Volvo untuk IPO di Nasdaq Stockholm. Setelah Volvo berhasil IPO, Geely berencana akan menjadikan perusahaan tersebut sebagai senjata pamungkas menuju masa depan transportasi listrik.
Go Big Or Die
Jika melihat sejarahnya, Geely dianggap berhasil meyakinkan Ford untuk berpisah dengan Volvo pada tahun 2010 dengan mahar senilai $1,8 miliar. Bergabung dengan Lotus, Smart serta London Electric Vehicle Company yang nantinya akan saling menguatkan satu sama lain di industri otomotif.
Li Shufu juga melihat jika perusahaan-perusahaan tersebut nantinya akan dapat membantu Geely bersaing di masa depan, dimana mobil bukan lagi kendaraan, melainkan sebuah "penyedia layanan.”
Seperti kita ketahui model bisnis berbasis langganan/subscription memang semakin booming. Sekarang saja, sudah banyak mobil yang berbasis berlangganan yang bisa disewa hanya dengan menggunakan aplikasi.
Model bisnis seperti ini berpeluang menelurkan telur emas baru bagi pabrikan. Selain bisnis otomotif, Geely juga memiliki bank Denmark, sebuah startup pengembangan teknologi perangkat lunak, serta perusahaan membuat satelit. Yang jika satu sama lain digabungkan, tidak menutup kemungkinan jika Geely akan memiliki super apps dengan berbagai layanan seperti robo-taxi, operator seluler, dompet digital, hingga jasa logistik.
Elektrifikasi Atau Bisnis Konvensional
Li Shufu juga mengatakan bahwa statusnya sebagai pendatang baru di industri otomotif secara tidak langsung telah memberi Geely keuntungan, dimana dia merasa tidak terbebani oleh jaringan besar pemasok bensin. Itu juga membuatnya lebih mudah dan fleksibel untuk mengubah Geely menjadi industri digital.
Namun ambisi Li Shufu untuk digitalisasi bukanlah hal yang mudah. Untuk mewujudkan visi ini, Li Shufu harus berhadapan dengan para petinggi otomotif di China. Pada faktanya, masih banyak petinggi bisnis yang menolak digitalisasi, dan mempertahankan ekosistem bisnis cara lama.
"Tantangan terbesar Geely adalah nama besarnya, sebagian masyarakat mengenal kami sebagai mobil berbiaya rendah. Lantas, bagaimana Geely bisa berubah menjadi merek seperti Apple? Itulah yang saat ini kami sedang cari tahu,” ujar Li Shufu.
Li Shufu juga melihat bahwa elektrifikasi adalah hal yang sangat diperlukan. Oleh karena itu, Geely dan Volvo diketahui telah mendirikan pusat teknologi di Gothenburg, Swedia, dan menghadirkan unit bisnis khusus mobil listrik bernama Lynk & Co. dan Polestar beberapa tahun kemudian. Awal tahun ini, mereka bahkan berencana meluncurkan Zeekr sebagai merek mobil listrik baru untuk pasar China.
Akan tetapi lagi-lagi, Li Shufu mengalami hambatan besar, yakni kehadiran Tesla. Perusahaan seperti Tesla biasanya didukung oleh Venture Capital yang selalu haus akan hal besar. Selain itu, Venture Capital juga seringkali menggelontorkan uang yang sangat besar, dimana kehadiran VC juga dapat mendongkrak nilai perusahaan.
Ini adalah laporan tentang bagaimana pabrikan China bertahan dari serbuan merek-merek asing. Geely melalui Volvo bersama dengan pabrikan EV China lainnya, memang didesain untuk menjadi pasukan pertahanan yang menghalau dominasi Tesla di negara mereka. Semua pabrikan berpacu dengan waktu, siapa yang lambat bergerak menuju elektrifikasi akan dipaksa menyerah atau tergilas zaman.
0 Komentar
Tambah Komentar