https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/80306c9c-3947-48e9-a050-5a4cba77a20b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/77de68e9-e91d-4f24-8193-00a3586e79a3.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c5008755-da27-4973-9970-24ca44453d14.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a21ae3f1-da95-479f-9d21-8986163bbb2b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e884efa4-8067-483b-9a75-b26fa90568e4.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/80306c9c-3947-48e9-a050-5a4cba77a20b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/77de68e9-e91d-4f24-8193-00a3586e79a3.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e884efa4-8067-483b-9a75-b26fa90568e4.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/80306c9c-3947-48e9-a050-5a4cba77a20b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/77de68e9-e91d-4f24-8193-00a3586e79a3.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c5008755-da27-4973-9970-24ca44453d14.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a21ae3f1-da95-479f-9d21-8986163bbb2b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e884efa4-8067-483b-9a75-b26fa90568e4.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/80306c9c-3947-48e9-a050-5a4cba77a20b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/77de68e9-e91d-4f24-8193-00a3586e79a3.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c5008755-da27-4973-9970-24ca44453d14.jpeg

Pengamat ITB : Baterai LFP Bisa Didaur Ulang, Tapi Tidak Ekonomis

29 January 2024

dilihat 135x

Mobilku.com - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan bahwa baterai jenis Lithium Ferro-Phosphate (LFP) bisa saja didaur ulang. Akan tetapi, untuk mendaur ulang baterai jenis ini dibutuhkan biaya yang cukup mahal.


"Secara teknis, baterai LFP yang benar-benar rusak atau mencapai akhir umur pakainya tidak ekonomis untuk didaur ulang, mengingat bahwa proses ini membutuhkan biaya dalam bentuk tenaga kerja, energi, dan peralatan khusus dengan biaya sangat tinggi," kata Yannes.


Yannes juga mengungkapkan bahwa harga bahan baku yang digunakan dalam produksi baterai sebenarnya murah, di luar lithium yang sekitar 5 persen hingga 6 persen dari berat total baterai.


"Di samping itu, proses produksinya relatif lebih rendah serta tidak membutuhkan teknologi yang terlalu kompleks dibanding mendaur ulang," ujarnya.


Pernyataan ini dikeluarkan Yannes dalam menanggapi pendapat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, yang mengatakan bahwa baterai LFP tidak bisa didaur ulang.


Sebelumnya, dalam sebuah video yang diunggah Luhut di akun Instagram pribadinya, dia mengatakan bahwa baterai LFP tidak bisa didaur ulang. Video ini dibuat untuk menjawab pernyataan Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Tom Lembong yang menyebut Tesla sudah tidak lagi menggunakan baterai berbahan baku nikel.


“Baterai lithium itu bisa didaur ulang, sedangkan yang LFP tadi tidak bisa didaur ulang sampai hari ini,” ujar Luhut dalam video tersebut.




0 Komentar


Tambah Komentar