https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/13b12653-0a6b-42b3-8e65-6da0509fd1bc.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/af077f02-8163-4905-8565-46c3f534f57d.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/53fa8c64-d398-4797-9f0f-622fc53418a4.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d2a14809-aefd-42ef-a9f8-cd64ce7d3b34.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/37d18eaa-25cf-4973-a1fc-b936b755cd58.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/13b12653-0a6b-42b3-8e65-6da0509fd1bc.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/af077f02-8163-4905-8565-46c3f534f57d.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/37d18eaa-25cf-4973-a1fc-b936b755cd58.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/13b12653-0a6b-42b3-8e65-6da0509fd1bc.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/af077f02-8163-4905-8565-46c3f534f57d.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/53fa8c64-d398-4797-9f0f-622fc53418a4.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d2a14809-aefd-42ef-a9f8-cd64ce7d3b34.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/37d18eaa-25cf-4973-a1fc-b936b755cd58.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/13b12653-0a6b-42b3-8e65-6da0509fd1bc.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/af077f02-8163-4905-8565-46c3f534f57d.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/53fa8c64-d398-4797-9f0f-622fc53418a4.png

Pandemi Global, Produksi Mobil di Inggris Anjlok Lebih dari 90%

01 July 2020

dilihat 56x

Mobilku.com - Produksi mobil di Inggris pada Mei 2020 dikabarkan mengalami penurunan sebanyak 95 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya akibat dari pandemi Covid-19. Hal tersebut mengakibatkan pabrik-pabrik di Inggris hanya mampu memproduksi sebanyak 5.314 unit, menjadikan kondisi tersebut yang terparah semenjak tahun 1946. 


Hampir dua pertiga pabrik di Inggris dikabarkan telah memulai kegiatan produksinya kembali pada bulan lalu. Namun, masih banyak pabrikan yang harus membatasi kapasitas produksinya dikarenakan pembatasan sosial untuk para pekerja dan berkurangnya permintaan. Serikat dagang di Inggris mengatakan bahwa pada bulan Mei lalu, Inggris yang dalam keadaan lockdown hanya mampu mengekspor sekitar 4.260 unit mobil ke Uni Eropa, AS, dan Cina. Di sisi lain, hal ini berarti mereka hanya menyisakan sekitar 1000 unit mobil untuk pembeli domestik.


Pabrikan mobil di Inggris dikabarkan hanya dapat memproduksi sebanyak 324.763 unit selama lima bulan terakhir. Jumlah produksi tersebut telah mengalami penurunan sebanyak 41,7% pada periode yang sama pada 2019 dengan kerugian lebih dari 230.000 unit mobil yang gagal diproduksi. Bahkan jika melihat grafik penurunan tahun ini, diperkirakan hanya akan ada kurang dari 1 juta unit kendaraan yang dapat diproduksi sepanjang 2020.


Dalam penelitian terbarunya, SMMT menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan masih menjadi masalah utama bagi bisnis otomotif, meskipun pihak pemerintah telah memberikan bantuan melalui beberapa skema yang disediakan. Bahkan menurut salah satu eksekutif SMMT, angka-angka di bulai Mei adalah bukti mengapa industri yang ada di Inggris sangat membutuhkan bantuan untuk dapat memulai bisnisnya kembali dengan stabil.


Bantuan pemerintah sejauh ini dinilai sangat penting untuk dapat menjaga bisnis tetap berjalan. Langkah-Langkah seperti meningkatkan arus kas, penambahan modal, hingga keringanan pajak, dinilai dapat membantu memberikan efek langsung ketika likuiditas perusahaan sedang anjlok. SMMT juga mengingatkan agar perusahaan tetap menjaga sektor-sektor highly skilled jobs selagi memastikan kondisi bisnis tetap kompetitif agar dapat membuka jalur investasi yang akan mendorong pemulihan jangka panjang.


Negara Inggris benar-benar diterjang oleh dua gelombang sekaligus, selain harus menghadapi efek dari pandem global, Inggris juga masih harus berbenah diri pasca keputusan Brexit.

0 Komentar


Tambah Komentar