https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/48771145-3fb9-4761-b81b-fb33e21f4a4e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1d9cc9bd-39fd-48d6-b5d9-6a51eec0b64e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d38df0fb-cf49-42d7-b870-ecaf8c6bd63a.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c9b15a36-8bb8-4285-8585-b9129d3629c5.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2c37d4b8-7bae-47d0-9a5f-437314c1b77e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/48771145-3fb9-4761-b81b-fb33e21f4a4e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1d9cc9bd-39fd-48d6-b5d9-6a51eec0b64e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2c37d4b8-7bae-47d0-9a5f-437314c1b77e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/48771145-3fb9-4761-b81b-fb33e21f4a4e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1d9cc9bd-39fd-48d6-b5d9-6a51eec0b64e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d38df0fb-cf49-42d7-b870-ecaf8c6bd63a.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c9b15a36-8bb8-4285-8585-b9129d3629c5.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2c37d4b8-7bae-47d0-9a5f-437314c1b77e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/48771145-3fb9-4761-b81b-fb33e21f4a4e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1d9cc9bd-39fd-48d6-b5d9-6a51eec0b64e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d38df0fb-cf49-42d7-b870-ecaf8c6bd63a.jpeg

Ogah Turuti Saran Pemerintah Jerman, Bos Mercedes Masih Ingin Bisnis Dengan China

10 November 2022

dilihat 1.442x

Mobilku.com - CEO Mercedes-Benz Ola Kalenius dengan tegas menolak usulan pemerintah erman yang meminta para pengusaha Jerman agar mencoret China sebagai partner mereka jika hubungan kedua negara memburuk. 


Menurut Kalenius, China terlalu penting untuk industri otomotif. Memutuskan kerja sama dengan salah satu pasar otomotif terbesar di dunia itu tentu saja akan sangat berdampak buruk.


Berbicara di sekolah bisnis ESMT di Berlin, Jerman, Ola Kallenius juga mengatakan bahwa saat ini di era globalisasi, setiap negara memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan industri otomotif. Jadi China juga memiliki peranan yang sama pentingnya. 


"Sangat tidak mungkin untuk menghapus negara itu (China). Untuk meninggalkan China karena ada sesuatu yang terjadi di sana bukanlah jalan yang tepat," ujar Ola Kallenius.


Diketahui baru-baru ini Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan pesan khusus pada delegasi bisnis mereka yang berkunjung ke China. Dia meminta agar para pengusaha asal Jerman bisa memikirkan strategi lain jika hubungan kedua negara memburuk. Terutama saat Xi Jinping jadi Presiden China lagi. 


Banyak media yang justru memaklumi keputusan Ola Kallenius. Bagi Mercedes-Benz meninggalkan China justru akan merugikan perusahaan mobil Jerman itu. Apalagi China adalah salah satu pasar andalan Mercedes-Benz.


Penjualan Mercedes-Benz di China sangatlah tinggi. hasil penjualan kuartal ketiga mengungkapkan bahwa dari 520.100 kendaraan yang dikirimkan oleh Mercedes-Benz pada kuarter ketiga di 2022, sekitar 206.800 unit semuanya terjual di China. 


Saat ini China telah menjadi pasar besar bagi Mercedes-Benz. Bahkan pada saat pandemi Covid-19 masih sangat tinggi, Mercedes-Benz masih tetap bisa menjual sebanyak 774.000 unit mobil mewah di pasar China.



0 Komentar


Tambah Komentar