https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a59930a6-1cfd-4eb7-a596-5056911534cf.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b2dbaef7-36b0-4d31-98b7-730750634605.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/65ccaf74-cab6-4ccb-affd-e175c6ed653f.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/ad3a6fcf-860a-4bac-af3c-5f0bbcf6d6c5.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/3c59ed9c-0de9-4391-a283-e318b2542180.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a59930a6-1cfd-4eb7-a596-5056911534cf.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b2dbaef7-36b0-4d31-98b7-730750634605.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/3c59ed9c-0de9-4391-a283-e318b2542180.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a59930a6-1cfd-4eb7-a596-5056911534cf.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b2dbaef7-36b0-4d31-98b7-730750634605.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/65ccaf74-cab6-4ccb-affd-e175c6ed653f.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/ad3a6fcf-860a-4bac-af3c-5f0bbcf6d6c5.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/3c59ed9c-0de9-4391-a283-e318b2542180.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a59930a6-1cfd-4eb7-a596-5056911534cf.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b2dbaef7-36b0-4d31-98b7-730750634605.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/65ccaf74-cab6-4ccb-affd-e175c6ed653f.jpg

NHTSA Kembali Lakukan Investigasi Terhadap 30 Juta Unit Airbag Takata

23 September 2021

dilihat 66x

Mobilku.com - National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) Amerika Serikat dikabarkan kembali membuka penyelidikan baru terkait kasus airbag Takata. 


Selama satu dekade terakhir, ada lebih dari 67 juta inflator airbag Takata yang telah ditarik kembali di Amerika Serikat, dan lebih dari 100 juta di seluruh dunia.


Airbag Takata yang sebelumnya ditarik, diketahui telah mengakibatkan 28 kematian dan lebih dari 400 orang mengalami cedera. 


Penyelidikan baru ini mencakup lebih dari 20 produsen dan 30 juta unit kendaraan yang dibangun antara tahun 2001 dan 2019. Pabrikan yang mengalami recall meliputi Honda, Ford, Toyota, General Motors, Subaru, Nissan, Tesla, Ferrari, BMW, Chrysler, Porsche, dan Jaguar Land Rover.


Airbag yang di recall diketahui merupakan versi terbaru dari Phase-Stabilized Ammonium Nitrate (PSAN), atau sistem airbag mematikan yang versi sebelumnya juga sudah pernah di recall.


Propelan amonium nitrat yang ada di airbag pada dasarnya merupakan batu-batu kecil yang bersifat higroskopis, yang berarti mereka memiliki tugas untuk menyerap air dengan baik. Namun ketika mengalami cuaca yang sangat panas, propelan tersebut akan memproduksi energi berlebih dan berbahaya untuk jangka panjang. 


Jika suatu saat mobil menerima hantaman, sistem airbag tidak hanya akan mengeluarkan bantalan pelindung, tetapi juga akan menembakan batu-batu kecil dengan sangat keras hingga mampu melubangi atap mobil.


Kondisi ini dianggap sangat berbahaya jika propelan nya mengalami kekeringan, namun kejadian seperti itu hanya terjadi di beberapa tempat yang memang sangat panas atau kondisi airbag yang memang sudah tidak layak pakai. 


Dari hasil penelitian, NHTSA mencatat bahwa kekeringan pada propelan dapat terjadi dalam jangka lima tahun di lingkungan dengan suhu tropis. Namun, penelitian tersebut masih harus dilanjutkan agar mengetahui inti permasalahannya lebih dalam lagi.


NTHSA juga mengatakan bahwa proses investigasi dan perbaikan akibat masalah ini akan memakan waktu bertahun-tahun. Untuk itu, NTHSA pabrikan mobil diingatkan tentang kemungkinan adanya penarikan yang lebih besar lagi jika proses investigasinya telah selesai.

0 Komentar


Tambah Komentar