https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d3b81e5c-0fa5-4947-9e68-59ef63d4d926.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/826385dd-7e91-4e6a-9cca-bd029e3be844.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/cb5c6aa3-0254-45e5-839a-c1c7cf018bae.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/11bf9cef-eeb7-40e3-95da-4e6d2348a948.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2270c428-ab84-43e4-9383-5dac8ad5c983.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d3b81e5c-0fa5-4947-9e68-59ef63d4d926.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/826385dd-7e91-4e6a-9cca-bd029e3be844.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2270c428-ab84-43e4-9383-5dac8ad5c983.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d3b81e5c-0fa5-4947-9e68-59ef63d4d926.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/826385dd-7e91-4e6a-9cca-bd029e3be844.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/cb5c6aa3-0254-45e5-839a-c1c7cf018bae.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/11bf9cef-eeb7-40e3-95da-4e6d2348a948.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2270c428-ab84-43e4-9383-5dac8ad5c983.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d3b81e5c-0fa5-4947-9e68-59ef63d4d926.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/826385dd-7e91-4e6a-9cca-bd029e3be844.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/cb5c6aa3-0254-45e5-839a-c1c7cf018bae.jpg

Mantan Insinyur Apple Buat Sensor Untuk Kendaraan Otonom

23 December 2019

dilihat 54x

Mobilku.com - Banyak hal yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang fatal ketika berkendara seperti tertidur, teralihkan fokus, dan tidak menggunakan sabuk pengaman. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan, direncanakan bahwa mobil di masa depan akan menggunakan sensor yang tidak hanya memantau jalan tetapi juga pengemudi dan penumpang lainnya. Demi mencapai tujuan ini, Bosch telah mengembangkan sistem pemantauan interior baru yang menampilkan kamera dan teknologi artificial intelligence (AI).


"Jika sebuah kendaraan tahu apa yang dilakukan pengemudi dan penumpangnya, mengemudi akan menjadi lebih aman dan nyaman," kata Harald Kroeger, anggota dewan manajemen Robert Bosch GmbH.


Sistem dari Bosch ini dapat mulai diproduksi pada tahun 2022. Pada tahun itu, Uni Eropa akan membuat teknologi keselamatan yang misalnya memperingatkan pengemudi rasa kantuk dan tidak fokus pada jalan sebagai fitur standar pada kendaraan baru.


Komisi Uni Eropa memperkirakan bahwa pada tahun 2038, persyaratan keselamatan baru untuk kendaraan akan menyelamatkan lebih dari 25.000 jiwa dan membantu mencegah setidaknya 140.000 cedera parah. Dengan mengawasi apa yang terjadi di dalam mobil, diharapkan masalah mendasar dari mobil self-driving akan terpecahkan.


Hal ini telah mendorong Bosch untuk mengembangkan sistem pemantauan interior yang mendeteksi dan memperingatkan bahaya ini dan memberikan bantuan mengemudi. Sebuah kamera yang terintegrasi di setir mendeteksi kelopak mata pengemudi, ketika mereka terganggu, dan ketika mereka mengarahkan kepala mereka ke arah penumpang atau kursi belakang.


Berkat AI, sistem ini menarik kesimpulan yang tepat dari informasi ini: sistem ini memperingatkan pengemudi yang kurang perhatian, merekomendasikan istirahat jika mereka lelah, atau bahkan mengurangi kecepatan kendaraan. Tetapi sistem baru dari Bosch ini tidak hanya mengawasi pengemudi, tetapi juga pada semua penumpang lainnya, baik di samping atau di belakang pengemudi.

0 Komentar


Tambah Komentar