Lynk & Co Hadirkan Showroom Yang Asik Untuk Dijadikan Tempat Nongkrong

Mobilku.com - Amsterdam, sebuah kota di mana jumlah sepeda yang ada melebihi jumlah penduduknya. Hampir semua orang di kota ini lebih memilih menggunakan sepeda dibandingkan mobil untuk kegiatan mereka sehari-hari. Mungkin tampak aneh jika ada perusahaan yang meluncurkan merek mobil baru mereka di kota tersebut. Akan tetapi, Lynk & Co bukanlah perusahaan mobil biasa yang akan menawarkan produk terbarunya di Amsterdam.

Lynk & Co yang merupakan anak perusahaan Geely dan Volvo, sedang mencoba melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda. Pertama, mereka akan berfokus untuk menawarkan konsep berbagi kendaraan daripada kepemilikan individu. Kedua, mereka akan menarik calon pelanggannya melalui "club" buatan mereka sendiri. Kapan lagi clubbing sambil liat-liat mobil, pastinya menarik bukan.

Club ini rencananya akan dibuka enam bulan sebelum mobil pertama Lynk & Co (01 compact SUV hybrid) dikirim ke seluruh Eropa. Tempat yang disebut “Amsterdam Club” tersebut nantinya akan dibuka di sebuah bangunan bersejarah di pusat kota Amsterdam dan lebih menyerupai tempat nongkrong daripada sebuah showroom. Tempat ini memang sengaja dirancang untuk menarik minat orang-orang yang memiliki anggapan bahwa ownership is outdated.

Showroom sekaligus tempat nongkrong ini juga akan menampilkan minimal dua acara per minggu agar orang-orang terus datang kembali. Dari mulai penampilan DJ lokal, pemutaran film, kelas memasak, pameran perhiasan, hingga acara lainnya akan direncanakan untuk diselenggarakan di tempat ini. 

Namun sayang, timing untuk launching club pertama Lynk & Co harus tertunda karena pandemi global yang terus melonjak di Eropa (khususnya di Amsterdam). Apalagi ditambah dengan turunnya sektor pariwisata membuat efektivitas ruang yang dimaksudkan untuk menarik banyak orang tersebut tentu akan menjadi terbatas, meskipun idenya benar-benar mengesankan.

Lynk & Co yang merupakan perusahaan berbasis di Swedia tersebut, secara khusus memilih Amsterdam karena masyarakatnya masih memiliki budaya anti-mobil serta pro-lingkungan. “Jika kami ingin membuat pernyataan nyata tentang fakta bahwa kami bukan merek mobil tradisional, mari kita pergi ke kota yang bisa dibilang benci mobil,” ujar Alain Visser, CEO Lynk & Co.