16 March 2022
dilihat 79x
Mobilku.com - Pabrikan mobil asal Prancis, Renault, dikabarkan telah menyatakan diri untuk tetap bertahan dan berbisnis dengan Rusia terlepas dari sanksi yang diberikan oleh banyak negara. Hal tersebut dikarenakan Renault telah berhasil menguasai pangsa pasar mobil Rusia sebesar 30 persen menggunakan AvtoVaz selaku produsen Lada.
Dari sudut pandang bisnis mungkin ini adalah hal yang sangat wajar untuk dilakukan. Namun, masalah menjadi semakin rumit ketika negara tempat mereka berbisnis terlibat dalam konflik.
Pemerintah Prancis diketahui memiliki 15 persen saham di Renault. Sedangkan Pemerintah Rusia menyumbang sekitar 10 persen dari pendapatan Renault. Maka pada ujungnya timbul sentimen jika Prancis sama saja mendanai konflik yang sedang dijalani oleh Rusia.
Menurut beberapa informasi yang beredar, alasan lain kenapa Renault enggan untuk menarik diri dari Rusia lantaran cost nya terlalu tinggi dan ingin mencegah agar AvtoVAZ tidak dicaplok atau dinasionalisasi oleh pemerintah Rusia.
Sebuah perusahaan riset bernama Alphavalue menunjukkan bahwa sebenarnya ada kemungkinan kecil jika Renault melepaskan AvtoVAZ kepada pihak Rusia.
“Berbicara tentang bisnis adalah tentang bagaimana kita memperhitungkan risiko. Bagaimanapun juga konflik Rusia dan Ukraina berpotensi berkepanjangan, yang secara drastis akan mengurangi permintaan mobil di kedua negara tersebut selama beberapa tahun kedepan,” ujar analis Alphavalue.
Sejauh ini produksi di pabrik Renault di dekat Moskow kabarnya telah dihentikan sementara karena masalah pasokan. Situs AvtoVAZ di Togliatti dan Izhevsk juga mengalami gangguan produksi karena kekurangan semikonduktor.
Pilih tetap tinggal dengan masa depan yang tidak pasti dan terseok-seok, atau pergi meninggalkan semua kerja keras dan fasilitas yang sudah dibangun bertahun-tahun. Kondisi ini membuat Renault terjebak di antara dilema yang serba rumit.
0 Komentar
Tambah Komentar