28 June 2022
dilihat 171x
Mobilku.com - Dalam pertemuan G7 pekan ini di Jerman, pemerintah Jepang mengatakan bahwa mereka akan berkomitmen untuk terus mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan sebagai upaya mengatasi perubahan iklim. Perwakilan pemerintah Jepang menyatakan bahwa mereka akan membagikan rancangan serta detail mengenai strategi zero emission sepulang dari G7.
Jepang adalah salah satu negara G7 yang cukup disorot terkait upaya zero emission. Hal tersebut lantaran negeri sakura tersebut memiliki banyak pabrikan otomotif, dan menyumbang jutaan unit kendaraan setiap tahunnya.
Atas upayanya dalam mengurangi emisi, Pemerintah Jepang belum lama ini juga sempat mendapat tekanan dari berbagai aktivis lingkungan yang menilai jika pabrikan mobil asal Jepang tersebut bergerak lambat dalam melakukan transisi menuju elektifikasi.
Tekanan tersebut nyatanya semakin meningkat lantaran Toyota sebagai pabrikan terbesar di Jepang seringkali mengabaikan isu lingkungan, dan lebih sering mempromosikan kendaraan bermesin pembakaran. CEO Toyota sendiri bahkan menilai jika langkah pembatasan bahan bakar fosil adalah kemunduran untuk negaranya.
Menanggapi tekanan tersebut, perwakilan pemerintah Jepang tidak banyak berbicara. Mereka hanya mengatakan bahwa pemerintah sudah menetapkan target untuk menghapus kadar emisi hingga 50 persen di tahun 2030, dan industri otomotif diharapkan dapat mempersiapkan diri.
Pabrikan Otomotif Masih Membutuhkan Waktu
Meskipun tanggal "zero emission" sudah ditetapkan oleh pemerintah Jepang, industri otomotif masih mempertanyakan cara seperti apa yang akan pemerintah tempuh untuk mencapai gol tersebut.
Jika upaya zero emission hanya mengandalkan penjualan mobil ramah lingkungan saja, industri otomotif merasa jika industri ini seperti dikekang karena terbatas oleh satu teknologi saja. Padahal, langkah menuju zero emission tidak hanya bertumpu pada industri otomotif saja.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Akio Toyoda selaku pemimpin asosiasi industri mobil Jepang sekaligus CEO Toyota. Toyoda bahkan belum lama ini memberikan pernyataan keras yang menilai jika langkah pemerintah Jepang sangat tidak jelas, karena mendukung EV terlalu berlebihan dan mengabaikan teknologi hybrid.
Toyoda juga menegaskan bahwa pemerintah harus mencari opsi yang lebih jelas, dan jangan terlalu memaksakan industri otomotif beralih menjadi full listrik. Lantaran masih banyak teknologi ramah lingkungan lainnya yang bisa digunakan.
0 Komentar
Tambah Komentar