Kualitas kendaraan baru di Indonesia terus meningkat dibandingkan lima tahun lalu, khususnya di bidang-bidang yang terkait dengan masalah-masalah kebisingan dan fungsi, menurut laporan dari J.D. Power Initial Quality StudySM (IQS), yang dirilis hari ini.
Studi ini mengukur masalah dari pemilik kendaraan baru dalam jangka waktu dua bulan hingga enam bulan pertama masa kepemilikan dan membahas lebih dari 200 masalah dalam delapan kategori kendaraan (disusun dari frekuensi masalah yang dilaporkan): mesin dan transmisi; pengalaman berkendara; interior kendaraan; eksterior kendaraan; fitur, kontrol dan display; pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC); audio, hiburan dan navigasi; dan tempat duduk. Kualitas awal ditentukan oleh jumlah rata-rata masalah yang dialami per 100 kendaraan (PP100), dengan nilai terendah menunjukkan kualitas yang lebih tinggi.
Industri memiliki nilai rata-rata 70 PP100 di tahun 2016, dibandingkan dengan 82 PP100 di tahun 2012. Jumlah masalah yang dilaporkan terkait dengan kebisingan dan fungsi kendaraan telah menurun masing-masing sebanyak 6 PP100 dan 3 PP100. Namun masalah-masalah terkait dengan desain tidak memperlihatkan peningkatan dalam periode yang sama, meningkat ke 19 PP100 di tahun 2016 dari 18 PP100 di tahun 2012.
"Fokus yang kuat dari eksekusi manufaktur selama bertahun-tahun telah menunjukkan hasilnya," kata Kaustav Roy, direktur J.D. Power di Singapura. "Para pelanggan dengan jelas mengapresiasi hal yang sama dengan melaporkan masalah yang lebih sedikit selama kepemilikan awal kendaraan mereka."
Namun Roy menambahkan bahwa tantangannya berada di penyesuaian desain kendaraan dengan kebutuhan optimal untuk para pelanggan di Indonesia. "Berdasarkan kondisi berkendara di Indonesia, tampaknya sensitivitas pelanggan terhadap kenyamanan dan kemudahan berkendara akan meningkat," katanya. "Pabrikan yang mampu mengatasi hal-hal ini dalam desain keseluruhan kendaraan akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk membedakan produk-produk mereka dan membangun advokasi yang lebih baik untuk merek mereka."