27 April 2021
dilihat 218x
Mobilku.com - Jaguar Land Rover (JLR) dikabarkan telah menutup sementara dua pabriknya di Inggris karena minimnya pasokan semikonduktor secara global. Pihak pabrikan mengatakan bahwa fasilitas Castle Bromwich dan Halewood akan masuk kedalam status "periode non-produksi terbatas" sejak tanggal 26 April, sementara kegiatan operasional mereka akan berlanjut di pabrik JLR Solihull.
Dalam sebuah pernyataan, JLR mengatakan: “Seperti pabrikan otomotif lainnya, kami saat ini mengalami gangguan rantai pasokan akibat Covid-19, termasuk ketersediaan semikonduktor global. Hal tersebut secara langsung telah berdampak pada jadwal produksi kami dan kemampuan kami untuk memenuhi permintaan untuk beberapa kendaraan kami."
JLR juga menambahkan bahwa mereka telah memiliki jadwal produksi yang sudah disesuaikan untuk kendaraan tertentu dan akan bekerja sama dengan pemasok yang juga terpengaruh untuk menyelesaikan masalah kekurangan chip sambil terus meminimalkan dampaknya kepada pelanggan.
Menurut informasi, fasilitas Halewood JLR tercatat telah mempekerjakan sekitar 4.000 orang, dan merupakan tempat dimana mereka membuat Land Rover Discovery Sport dan Range Rover Evoque. Sedangkan fasilitas Castle Bromwich, tercatat memiliki sekitar 1.900 karyawan dan tempat membangun Jaguar F-Type, XE, XF dan XF Sportbrake.
Gelombang kekurangan semikonduktor adalah masalah berkelanjutan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang telah mempengaruhi banyak industri. Chip ini diketahui juga digunakan untuk pembuatan mobil, komputer, smartphone, dan elektronik lainnya. Sehingga banyak pabrikan harus mengantri untuk mendapatkannya.
Selain JLR, Peugeot baru-baru ini juga mengumumkan bahwa hatchback dari keluarga 308 yang keluar saat ini hanya tersedia dengan speedometer analog dan bukan digital karena minimnya pasokan chip. Volkswagen, General Motors, dan Daimler dikabarkan juga melakukan penutupan pabrik untuk sementara waktu.
Hingga saat ini, masalah yang terjadi bisa dikatakan cukup buruk bagi industri mobil. Seperti diketahui, mereka baru saja berjuang untuk pulih dari efek Covid-19. Masalah juga diperumit pasca keputusan Brexit yang membuat banyak pabrikan asal Inggris harus memutar otak untuk mengendalikan situasi tersebut.
0 Komentar
Tambah Komentar