02 August 2023
dilihat 209x
Mobilku.com - Di era elektrifikasi yang sedang melesat naik, pabrikan mobil Jepang memang terlihat kurang serius menjual mobil listrik, terutama di pasar Indonesia. Lantas, apakah alasan dibalik kurang seriusnya mereka di pasar Indonesia?
Alasan dibalik minimnya effort menuju elektrifikasi lantaran pabrikan mobil Jepang tidak ingin melakukan perubahan besar-besaran di industri otomotif, termasuk industri otomotif di Indonesia. All-in menuju elektrifikasi tentu bukan perkara mudah, ada waktu dan biaya yang besar untuk benar-benar menghasilkan produk yang layak.
Akshay Prasad selaku Manager Arthur D Little (ADL) Asia Tenggara, mengatakan sejak awal pabrikan mobil Jepang memang mempunyai pandangan berbeda terkait mobil listrik. Untuk itu, mereka tidak serta-merta mengubah inti bisnis produksi mobil dengan mesin konvensional ke mobil listrik, karena ada tanggung jawab besar dibelakangnya.
“Mereka percaya bahwa ada tanggung jawab besar untuk melakukan transformasi industri otomotif selangkah demi selangkah. Hanya saja, memang tuntutan dekarbonisasi yang ada saat ini sangat tinggi. Jadi mau tidak mau pabrikan mobil Jepang harusnya memang lebih agresif," ujar Akshay Prasad.
Langkah step-by-step itu terlihat dari banyaknya pabrikan mobil Jepang yang saat ini lebih memilih mengedepankan mobil hybrid ketimbang mobil full listrik. Hal itu dianggap logis karena mobil hybrid merupakan langkah awal mengedukasi masyarakat mengenai mobil listrik. "Pabrikan mobil Jepang percaya mobil hybrid sangat diperlukan untuk ke depannya. Saya rasa hal itu juga bagian dari salah satu cara ke transisi mereka," Akshay.
Dalam laporan yang dibuat oleh ADL, Akshay Prasad menyebutkan bahwa Indonesia perlu mengupayakan hadirnya merek lokal yang fokus dalam mengembangkan kendaraan listrik. Hal itu dianggap lebih baik dibanding hanya mengandalkan brand otomotif besar yang saat ini masih fokus pada mobil konvensional.
Dia juga mengatakan brand lokal yang fokus pada mobil listrik itu bisa diberikan insentif dan kebijakan finansial untuk percepatan pengembangan. Di antaranya pembebasan bea masuk untuk komponen dan penetapan batas minimum yang lebih tinggi untuk investasi.
Hal itu justru menurutnya akan memicu merek-merek lain atau pemain utama mobil listrik masuk ke Indonesia. "Sayangnya Indonesia belum memiliki merek-merek lokal untuk mengembangkan kendaraan listrik," jelas Akshay Prasad.
0 Komentar
Tambah Komentar