https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/fdaac357-2859-47ec-8978-c1e4e777127d.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/357b7995-d592-4c1b-ab7f-001d5c9c0f3b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/4c842f20-c83e-4849-86bf-2bd9ab8d5e15.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/cf2d99f0-2782-427b-b427-53cb1b8c5184.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c914bd46-a88d-4fec-9398-fa462d7cc75e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/fdaac357-2859-47ec-8978-c1e4e777127d.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/357b7995-d592-4c1b-ab7f-001d5c9c0f3b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c914bd46-a88d-4fec-9398-fa462d7cc75e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/fdaac357-2859-47ec-8978-c1e4e777127d.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/357b7995-d592-4c1b-ab7f-001d5c9c0f3b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/4c842f20-c83e-4849-86bf-2bd9ab8d5e15.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/cf2d99f0-2782-427b-b427-53cb1b8c5184.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c914bd46-a88d-4fec-9398-fa462d7cc75e.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/fdaac357-2859-47ec-8978-c1e4e777127d.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/357b7995-d592-4c1b-ab7f-001d5c9c0f3b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/4c842f20-c83e-4849-86bf-2bd9ab8d5e15.jpeg

Ditekan Para Investor, Toyota Dinilai Lamban Dalam Transisi Menuju EV

17 June 2022

dilihat 131x

Mobilku.com - Toyota dikabarkan sedang berseteru dengan para investornya terkait lambatnya penjualan EV dan ketidakmampuan perusahaan untuk meyakinkan pasar beralih menggunakan EV.


AkademikerPension, yang merupakan perusahaan pengelola dana pensiun asal Denmark dan juga investor Toyota, mengatakan bahwa Toyota telah berulang kali berusaha melemahkan upaya pemerintah di beberapa negara untuk menghapus mesin pembakaran internal. Toyota juga dinilai lebih sering mempromosikan kegiatan terkait mobil ICE, dibandingkan EV.


Selain AkademikerPension, AP7 asal Swedia, dan The Storebrand Group dari Norwegia juga menyampaikan hal yang sama terkait promosi ICE yang masih terus dibesarkan. Komplain dari para investor Eropa ini sejatinya telah berlangsung dari awal tahun 2021, namun tidak ada perubahan dari Toyota. 


Hal tersebut juga diperparah dengan pernyataan CEO Akio Toyoda yang mengatakan bahwa perusahaan tidak perlu terburu-buru menuju EV, dan akan tetap fokus menjual mobil ICE hingga beberapa tahun kedepan. Toyoda bahkan tidak setuju dengan keputusan pemerintah Jepang yang ingin membatasi penggunaan bahan bakar fosil.


Seolah tekanan dari investor belum cukup, belum lama ini juga markas pusat Toyota di Jepang telah di demo oleh aktivis pecinta lingkungan yang menanyakan langkah Toyota untuk menjaga emisi dan meminta Toyota menghentikan mobil berbahan bakar fosil.


“Kami ingin mengetahui secara rinci bagaimana Toyota berencana untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050, dan perlihatkan tujuan perusahaan yang jelas yang sejalan dengan Perjanjian Paris 2015,” kata Daniel Read, juru kampanye iklim dan energi di Greenpeace Jepang.


Meskipun sudah mendapat tekanan kuat dari berbagai pihak, Toyota mengatakan bahwa mereka akan terus mengembangkan kendaraan ramah lingkungan secara bertahap, hingga akhirnya bisa menjual EV sepenuhnya.


"Jika dirasa prosesnya sangat lambat, hal itu lantaran kami tidak bisa membatasi pilihan pelanggan kami. Toyota beroperasi di berbagai belahan dunia, dan melayani pelanggan dengan kebutuhan yang berbeda," ujar Wakil Presiden Eksekutif Toyota Masahiko Maeda


Toyota juga menegaskan kembali bahwa kebijakannya pengembangan kendaraan ramah lingkungan harus disesuaikan dimana Toyota berada. Hal tersebut lantaran tidak semua pasar mau membeli EV dan memiliki infrastruktur yang memadai untuk menjual EV.

0 Komentar


Tambah Komentar