https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a3b2c6e5-7c17-4785-9b3a-b466f3130841.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/7c65367d-a6ce-4d63-8851-0e3ca005bc46.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d46e9d80-11b1-4500-a6b3-48bc56246fea.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9dda159f-f5e6-4e6c-b9a6-62ed11a2399e.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b8b234ec-c468-483c-82db-288d080148e7.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f9b5c90a-8c5c-4eaf-96d7-f9f42a5071af.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e14e932b-065a-40be-982e-c705b9e2c4fc.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/8f4faa50-c4a6-49ee-97c5-4a2af9470f65.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a3b2c6e5-7c17-4785-9b3a-b466f3130841.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/7c65367d-a6ce-4d63-8851-0e3ca005bc46.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/8f4faa50-c4a6-49ee-97c5-4a2af9470f65.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a3b2c6e5-7c17-4785-9b3a-b466f3130841.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/7c65367d-a6ce-4d63-8851-0e3ca005bc46.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d46e9d80-11b1-4500-a6b3-48bc56246fea.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9dda159f-f5e6-4e6c-b9a6-62ed11a2399e.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b8b234ec-c468-483c-82db-288d080148e7.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f9b5c90a-8c5c-4eaf-96d7-f9f42a5071af.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e14e932b-065a-40be-982e-c705b9e2c4fc.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/8f4faa50-c4a6-49ee-97c5-4a2af9470f65.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/a3b2c6e5-7c17-4785-9b3a-b466f3130841.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/7c65367d-a6ce-4d63-8851-0e3ca005bc46.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d46e9d80-11b1-4500-a6b3-48bc56246fea.jpg

Diserang Ransomware, KIA Dimintai Tebusan Bitcoin Setara Rp 300 miliar

19 February 2021

dilihat 104x

Mobilku.com - Situs Bleeping Computer melaporkan adanya dugaan sekelompok hacker bernama DoppelPaymer. Hacker tersebut telah menyerang Kia Motors America dengan menyebarkan ransomware yang berpotensi mematikan beberapa layanan vital seperti aplikasi UVO Link, sistem pembayaran, hingga situs yang digunakan dealer.


Para peretas tersebut diketahui telah meminta tebusan sebesar 404,5833 Bitcoin atau setara dengan $ 21 juta untuk membebaskan sistem KIA dari jeratan ransomware. Jika KIA tidak membayar dengan cukup cepat, maka nilai tebusan yang diminta akan terus meningkat menjadi 600 Bitcoin atau hampir setara dengan $ 31 juta.


“Kami sedang mengalami gangguan IT yang berdampak pada beberapa jaringan internal, dan kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini dengan cepat,” ujar KIA dalam situs webnya yang dikutip dari BleepingComputer. Namun, KIA Motors America hingga saat ini belum melihat bukti otentik jika mereka mengalami serangan ransomware.


"KMA mengetahui pemadaman IT yang melibatkan sistem internal, dealer dan yang berhubungan dengan pelanggan, termasuk sistem UVO. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan. Kami saat ini sedang bekerja untuk mengatasi masalah tersebut dan memulihkan operasi bisnis normal secepat mungkin,” ujar KIA.


Situs Bleeping Computer diketahui telah memperoleh text tebusan yang diduga dikirim oleh para hacker ke KIA. Surat itu mengatakan bahwa jika KIA tidak menghubungi para hacker dalam waktu tiga hari, sebagian dari data yang diperoleh akan disebarluaskan.


Seperti kita ketahui, saat ini banyak pabrikan mobil  mulai menggunakan teknologi jaringan dan konektivitas di setiap produknya. Hal tersebut tentu saja berpotensi menimbulkan peretasan dan serangan ransomware yang dapat mengganggu bisnis mereka. Salah satu kejadian serupa yang pernah terjadi adalah ransomware pada tahun 2017, dimana serangan tersebut memaksa Renault harus menghentikan produksinya untuk sementara waktu, dan Nissan juga pernah mengalami hal yang sama di Inggris.

0 Komentar


Tambah Komentar