https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/24f0c1de-75d2-407e-8851-5abbf1dd7ef6.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/65101750-78fc-4a39-9ded-561a557ca4b3.PNG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d8b8726e-6cca-4c4a-a27b-b3c2c4d73db5.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d40a4c64-2d10-430c-afb4-ee701be2a9a6.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c3b0f651-ded4-40bb-8948-4fe8b3d219e4.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/24f0c1de-75d2-407e-8851-5abbf1dd7ef6.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/65101750-78fc-4a39-9ded-561a557ca4b3.PNG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c3b0f651-ded4-40bb-8948-4fe8b3d219e4.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/24f0c1de-75d2-407e-8851-5abbf1dd7ef6.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/65101750-78fc-4a39-9ded-561a557ca4b3.PNG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d8b8726e-6cca-4c4a-a27b-b3c2c4d73db5.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d40a4c64-2d10-430c-afb4-ee701be2a9a6.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/c3b0f651-ded4-40bb-8948-4fe8b3d219e4.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/24f0c1de-75d2-407e-8851-5abbf1dd7ef6.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/65101750-78fc-4a39-9ded-561a557ca4b3.PNG
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d8b8726e-6cca-4c4a-a27b-b3c2c4d73db5.png

Departemen Perdagangan AS Menduga Adanya Harga Ban Impor yang Tidak Wajar

24 June 2020

dilihat 54x

Mobilku.com - Departemen Perdagangan A.S dikabarkan akan melakukan investigasi terhadap ban kendaraan yang diimpor dari Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand. Penyelidikan tersebut diadakan karena diduga ban impor tersebut dijual dengan harga yang tidak wajar. Pihak A.S juga akan menginvestigasi produsen ban asal Vietnam atas dugaan penggunaan subsidi yang tidak adil untuk ban kendaraan penumpang dan truk ringan.


Diadakannya penyelidikan tersebut menyusul atas tanggapan terhadap petisi yang diajukan pada bulan Mei lalu oleh United Steelworkers (USW). USW sendiri diketahui mewakili para pekerja di pabrik ban Michelin, Goodyear, Cooper, Sumitomo dan Yokohama yang ada di Ohio, Arkansas, Carolina Utara, Kansas, Indiana, Virginia, New York, dan Alabama. Menurut Presiden Internasional USW Tom Conway, ia mengatakan “Meskipun permintaan ban konsumen meningkat, pabrikan ban dalam negeri masih harus bergulat dengan perusahaan asing yang membuat berkurangnya pangsa pasar, turunnya laba dan hilangnya pekerjaan.” 


Tuntutan tersebut bukanlah yang pertama diajukan oleh serikat pekerja, pada tahun 2015 serikat pekerja berhasil memenangkan tuntutan atas ban impor asal China. Sejak tuntutan tersebut, impor ban dari China mengalami penurunan drastis yang membuat pabrikan dalam negeri dapat memenuhi permintaan pasar. 


Amerika Serikat diketahui memiliki nilai impor hampir $ 4 miliar untuk ban konsumen yang dibeli dari empat negara. Pada tahun 2019 saja negeri paman sam tersebut telah berbelanja ban impor sebanyak $ 2 miliar dari Thailand dan $ 1,2 miliar dari Korea Selatan. USW mengatakan impor ban dari keempat negara tersebut diketahui telah meningkat hampir 20% sejak 2017, yang mencapai hingga 85,3 juta ban. 

0 Komentar


Tambah Komentar