https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f0fd8c92-cda3-4632-9357-524e2882315b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f0fd8c92-cda3-4632-9357-524e2882315b.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f0fd8c92-cda3-4632-9357-524e2882315b.jpeg

Database Yahoo Dilego pada Perusahaan Spammer

22 December 2016

dilihat 60x




Yahoo seperti tidak lepas dari masalah. Perusahaan yang pernah menjadi raja dunia internet itu pada September lalu mengumumkan bahwa akunnya sudah diretas pada tahun 2014. Database sekitar 500 juta penggunanya dicuri secara elektronik. Ketika Yahoo mengumumkan musibah itu, para pengamat memperkirakan hal itu baru puncak dari gunung es.

Dugaan itu mendapat pembenaran ketika pekan lalu Yahoo kembali mengumumkan bahwa akunnya juga diretas pada 2013. Jumlahnya tidak main-main. Sekitar 1 miliar database penggunanya dicuri.

Aksi peretasan kali ini lebih buruk dibanding sebelumnya karena Yahoo berasumsi peretas berhasil mengakses data terkait nama, alamat email, nomor telepon, kata sandi, pertanyaan keamanan lengkap dengan jawab alternatif baik yang terenkripsi maupun tidak. Di sisi lain Yahoo mengklaim para peretas tidak mendapatkan informasi kata sandi, informasi nomor rekening bank dan kartu pembayaran dalam bentuk teks.

Untuk apa data sebanyak itu? Menurut The New York Times sejak Agustus lalu, sebuah kelompok hacker dari Eropa Timur mulai menawarkan data-data itu. Informasi itu berasal dari Andrew Komarov, chief intelligence officer di InfoArmor, perusahaan sekuriti di Arizona. Harga yang ditawarkan untuk data komplit itu mencapai USD 300,000.

Komarov mengatakan perusahaannya juga mendapat salinan database dan mengabarkan pada sejumlah lembaga pemerintah dan militer di Amerika Serikat, Australia, Canada, Inggris dan Uni Eropa. "Setelah mereka memeriksa database curian itu dan terbukti otentik, mereka menghubungi Yahoo untuk mendapat penjelasan," tuturnya.

Menurut Komarov kelompok yang menjual data diketahui sebagai Group E. Dua pembeli data diketahi sebagai kelompok spamer besar yang masuk dalam daftar Spamhaus Register of Known Spam Operations (ROKSO).

Yahoo sampai saat ini masih belum bisa menjelaskan kenapa mereka bisa kebobolan, dalam sebanyak itu. bahkan terjadi dua kali -sepanjang yang diumumkan-. Dan juga kenapa butuh waktu sekian lama untuk mengetahui telah terjadi peretasan. Dan yang paling penting adalah dampak dari kasus ini terhadap rencana penjualan Yahoo kepada Verizon. Posisi Verzon -yang sebelumnya menawar Yahoo dengan harga USD 4,83 miliar- konservatif. Jurubicara Verizon Bob Varettoni berulang kali mengatakan pihaknya akan terus mengevaluasi situasi saat Yahoo dalam penyelidikan.

0 Komentar


Tambah Komentar