https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f315d00a-a1a0-4c6b-87a0-72c049496bc9.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/90de918a-c0d1-4670-ada0-79804ca057c3.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e79b20c0-257f-46c1-b0bf-4c6faf066239.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1becce43-6d02-40c6-97e1-655337d2a4bc.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/204962b6-908c-44b2-be77-71211625c57d.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f315d00a-a1a0-4c6b-87a0-72c049496bc9.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/90de918a-c0d1-4670-ada0-79804ca057c3.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/204962b6-908c-44b2-be77-71211625c57d.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f315d00a-a1a0-4c6b-87a0-72c049496bc9.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/90de918a-c0d1-4670-ada0-79804ca057c3.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e79b20c0-257f-46c1-b0bf-4c6faf066239.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1becce43-6d02-40c6-97e1-655337d2a4bc.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/204962b6-908c-44b2-be77-71211625c57d.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/f315d00a-a1a0-4c6b-87a0-72c049496bc9.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/90de918a-c0d1-4670-ada0-79804ca057c3.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e79b20c0-257f-46c1-b0bf-4c6faf066239.jpeg

COVID-19 Membuat Penjualan Mobil di India Terpuruk

15 July 2020

dilihat 94x

Mobilku.com - Volume penjualan mobil di India sepertinya butuh tiga hingga empat tahun untuk kembali ke masa jayanya seperti tahun 2018. Pandemi COVID-19 telah memperparah keadaan di sektor yang sudah dilanda permintaan lemah. 


Menurut data dari Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM) menunjukkan, pada tahun fiskal yang dimulai pada 1 April lalu, penjualan mobil, sepeda motor dan truk telah turun sebanyak 75% dari tahun lalu menjadi sekitar 1,5 juta unit kendaraan yang dapat terjual. Bahkan penjualan mobil konsumen juga mengalami penurunan 18% lebih rendah menjadi 21,5 juta unit, yang semula lebih dari 26 juta unit pada tahun fiskal 2018-2019.


Presiden SIAM Rajan Wadhera mengatakan pada wartawan, “Dampak COVID-19 akan sangat memukul keras industri otomotif. Sampai sekarang, kita sedang melihat perlambatan yang sangat luar biasa. Kami tidak akan dapat melihat situasi normal seperti tahun 2018 hingga tiga atau empat tahun kedepan.” India sendiri menerapkan lockdown pada akhir Maret untuk mencegah penyebaran virus corona baru. Hal tersebut telah memaksa para pembuat mobil untuk menunda hampir semua pekerjaannya. Walaupun produksi telah kembali berjalan belakangan ini, tingkat pemanfaatan pabrik dinilai rendah karena hanya mampu bekerja pada 20% - 30% kapasitas.


Meskipun dalam waktu dekat pabrikan akan menaikan kapasitas produksinya hingga 40%, permintaan pasar masih terbilang cukup rendah untuk bisa dibilang normal. Beberapa kota juga masih menerapkan aturan lockdown. Seperti di bagian selatan Karnataka dimana pabrik Toyota Motor Corp berdiri. Daerah tersebut masih harus tutup hingga sepekan, yang membuat pabrikan Jepang tersebut harus menghentikan produksinya.


Wadhera juga mengatakan ada beberapa permintaan mobil yang terpendam, tetapi momentum tersebut bisa hilang kecuali pemerintah bertindak untuk meningkatkan permintaan. SIAM terus melobi untuk diadakannya pemotongan pajak atas penjualan mobil dan memberikan insentif kepada masyarakat yang mau mengganti mobil tuanya ke mobil yang lebih baru.

0 Komentar


Tambah Komentar