https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b14761ff-8ed2-4e04-8efb-d66cf484ae85.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/bb252b9a-501b-404b-9fe2-6fa5e0455f54.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b2890675-3427-4480-a9e6-c23b7cc2fcd1.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/7a61a2b9-c3e2-4df7-94e2-de469e747322.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/b14761ff-8ed2-4e04-8efb-d66cf484ae85.jpg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/bb252b9a-501b-404b-9fe2-6fa5e0455f54.jpg

Carlos Ghosn: Perusahaan Renault-Nissan Yang Sekarang Kecil dan Rapuh

17 February 2022

dilihat 96x

Mobilku.com - Terlepas dari statusnya yang merupakan buronan pengadilan Jepang, Carlos Ghosn selaku mantan petinggi Nissan masih bebas dan santai untuk berbicara banyak hal tentang dunia otomotif di rumah pelariannya di Lebanon. 


Setelah belum lama ini mengungkapkan kecintaannya dengan Nissan Patrol, Ghosn kembali membuat pernyataan tentang mantan perusahaanya saat di interview oleh sebuah media Prancis. 


Ghosn mengatakan bahwa Renault-Nissan pernah menjadi ancaman besar bagi banyak produsen mobil di dunia. Belum lagi ditambah dengan bergabungnya Mitsubishi yang semakin memperkuat aliansi.


Namun, Ghosn melihat jika Renault-Nissan seperti pabrikan "kecil dan rapuh" yang tidak siap menghadapi badai. "Yang dulunya merupakan pabrikan No.1 dunia, kini telah menjadi pabrikan kecil dan rapuh. Saya sedih melihat Renault menjadi seperti ini, sesuatu yang sangat cintai dahulu," ujar Ghosn.


Ghosn juga mengatakan bahwa upaya manajemen Renault dan para pemegang saham utama kurang ambisius, mereka bahkan sering menyalahkan kondisi pasar dan minim produksi sebagai alasan utama lesunya Renault di pasar otomotif.


Ghosn menjelaskan bahwa pada tahun 2018, Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi adalah raja, ketiga pabrikan ini bahkan berada tepat di depan Volkswagen Group dalam hal penjualan global pada beberapa kriteria kendaraan.


Kini Renault tercatat telah kehilangan 7,29 miliar euro pada paruh pertama 2020, dan terpaksa harus meminta pinjaman yang dijamin oleh pemerintah Prancis sebesar 5 miliar Euro.


Diluar kekecewaan nya terhadap kondisi Renault saat ini, Ghosn mengatakan bahwa CEO Renault, Luca de Meo, adalah sosok yang punya semangat untuk membangkitkan Renault dengan menggunakan strategi "value over volume", tetapi langkah tersebut masih panjang dan harus konsisten menjalaninya.


Di sesi penutup Ghosn mengatakan bahwa dirinya sangat ingin kembali ke Prancis untuk bertemu kerabatnya, tetapi ia dicegah oleh "Red Notice" Interpol atas permintaan Jepang ke Uni Eropa. "Saya orang Prancis, saya dididik di Prancis, saya tinggal di Prancis, saya memiliki keterikatan yang sangat dalam. Tentu saja, pada hari saya bisa, saya akan langsung pulang ke Prancis," tutup Ghosn.

0 Komentar


Tambah Komentar