02 July 2020
dilihat 162x
Mobilku.com - Perusahaan startup kendaraan listrik Tiongkok, Byton Ltd dikabarkan akan menangguhkan semua kegiatan domestik dan merumahkan pekerjanya akibat pandemi coronavirus. Penangguhan tersebut dikabarkan akan dimulai pada tanggal 1 Juli dan akan berlangsung selama enam bulan kedepan. Bahkan, pihak Byton telah mengundang pekerjanya untuk mengundurkan diri secara tertulis pada tanggal 30 Juni dan mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang berupaya untuk mendapatkan dana untuk membayar gaji para pekerja. Mereka yang mengundurkan diri secara sukarela, akan mendapat prioritas dalam pembayaran upah.
Perusahaan EV asal Tiongkok tersebut diketahui telah lama berencana untuk menghadirkan produknya di pasar Amerika Serikat. Namun, sudah bertahun-tahun produk Byton belum juga masuk ke A.S. Didirikan oleh mantan manajer BMW AG, Byton memiliki sekitar 1.000 karyawan di Cina dan sekitar 500 karyawan di tempat lain, termasuk AS. Investornya merupakan BUMN China FAW Group Corp dan raksasa baterai Contemporary Amperex Technology Co. Ltd, yang juga memiliki kesepakatan untuk memasok baterai ke Tesla.
Dalam suratnya kepada para staf, Byton mengutip adanya sebuah tantangan besar dalam pembiayaan dan produksi yang disebabkan oleh wabah virus serta faktor lainnya. Mengurangi jumlah staf merupakan bagian dari restrukturisasi strategis, dimana Byton akan tetap mempertahankan beberapa pekerja dan pekerjaan utamanya. Byton dinobatkan sebagai salah satu startup EV China terbaik dalam menyelesaikan masalah pada saat pandemi. Bahkan sebelum virus menyebar, Byton terus berusaha untuk memenuhi tenggat waktu produksi dan menyelesaikan model pertamanya.
Sebagai rumah bagi pasar EV terbesar di dunia, pemerintah China mendorong para perusahaan lokal untuk memasuki ranah tersebut dengan memberikan subsidi. Namun semenjak subsidi tersebut ditarik pada tahun 2017, para produsen baru ketakutan untuk bersaing di pasar tersebut. Ditambah mereka juga harus bersaing dengan Tesla yang memiliki pabrik Giga Shanghai, pastinya akan membuat produsen EV kecil kesulitan menghadapinya tanpa bantuan pemerintah. Bahkan pasca dicabutnya subsidi tersebut, penjualan EV di China juga ikut merosot sejak pertengahan 2019 lalu.
Sampai saat ini pemerintah masih menganggap mobil listrik sebagai area pertumbuhan prioritas dan telah menambahkan serangkaian langkah-langkah stimulus baru untuk membantu industri tersebut untuk pulih. Di sisi lain, disaat puluhan pabrikan kecil berjuang untuk dapat bertahan hidup. Tesla dan NIO terus mendapatkan pelanggan bahkan pendanaan baru dari pemerintah lokal untuk menghindari krisis.
0 Komentar
Tambah Komentar