https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e9888553-c25c-4d6d-8510-9c4980bd9dcb.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/0e5f39a9-6977-4351-b672-be33e5189182.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1a45f3b8-3ec1-4f95-a435-05559b6639c0.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/038f5477-6d5f-410d-98ec-5b409ae513f7.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/91676998-ec1b-4d5a-9c7d-e27c7451847d.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e9888553-c25c-4d6d-8510-9c4980bd9dcb.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/0e5f39a9-6977-4351-b672-be33e5189182.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/91676998-ec1b-4d5a-9c7d-e27c7451847d.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e9888553-c25c-4d6d-8510-9c4980bd9dcb.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/0e5f39a9-6977-4351-b672-be33e5189182.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1a45f3b8-3ec1-4f95-a435-05559b6639c0.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/038f5477-6d5f-410d-98ec-5b409ae513f7.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/91676998-ec1b-4d5a-9c7d-e27c7451847d.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/e9888553-c25c-4d6d-8510-9c4980bd9dcb.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/0e5f39a9-6977-4351-b672-be33e5189182.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/1a45f3b8-3ec1-4f95-a435-05559b6639c0.jpeg

BRIN Kirimkan Tim Riset Untuk Pembuktian Teknologi Nikuba

07 July 2023

dilihat 152x

Mobilku.com - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa pihaknya sudah mengirim tim untuk cek Nikuba, alat yang diklaim dapat mengubah air jadi bahan bakar buatan Aryanto Misel. Lantas, bagaimana hasilnya?


Hasil dari tim tersebut mengatakan perlu melakukan riset lanjutan terhadap Nikuba. Dia mengatakan BRIN pada prinsipnya mendukung inovasi yang dilakukan oleh Aryanto Misel. Penemu Nikuba itu bisa menggunakan fasilitas riset dan pengembangan yang dimiliki oleh BRIN, sehingga temuannya bisa dibuktikan secara ilmiah.


"Itu salah satu yang sedang kita ajak supaya bisa dibuktikan secara saintific. Itu dulu yang nomor satu, sehingga kalau ada penyempurnaan ya kita sempurnakan bersama-sama karena Nikuba itukan basically hidrogen, bahan bakar berbasis hidrogen. Memang banyak penemuan dan sebagainya," kata Laksana Tri handoko.


Dia lanjutkan secara umum BRIN mendukung periset di Indonesia. Baik dari kalangan akademisi, komunitas, maupun personal seperti penemu Nikuba.


"Secara prinsip setelah ada BRIN semua fasilitas kita sediakan untuk seluruh komunitas periset Tanah Air, baik itu di kampus termasuk juga komunitas atau individu seperti yang men-develop Nikuba itu. Kalau di science kita harus berhati-hati, kita lihat bersama-sama kita lakukan pengembangan sampai terbukti secara saintific di komunitas ilmiah. Tapi kita dukung," sambungannya.


Nikuba karya Aryanto juga direspons Profesor riset BRIN Eniya Listiani Dewi, dia mengatakan bahwa Nikuba tidak bisa sepenuhnya menggantikan BBM dengan air. Meski begitu, dengan Nikuba penggunaan BBM bisa lebih efisien sekitar 3-20%. Meski sepeda motor tersemat Nikuba, Eniya menegaskan, kendaraan masih tetap menggunakan atau membutuhkan BBM.


"Kalau prediksi kita kan dimasukkan ke ruang pembakaran dan menyempurnakan piston di sepeda motor itu. Dari situ intinya bahwa BBM masih dipakai, jadi bukan pengganti BBM. Tetapi dia menyempurnakan pembakaran di ruang bakarnya, nah itu yang bisa saya jelaskan soal temuan itu," tutur Eniya.


Diketahui Nikuba jadi bahan perbincangan lagi, alat buatan warga Cirebon itu disebut mejeng di Italia. Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen mengklaim pihak Nikuba sudah mengadakan perjanjian kerja sama dengan penyedia sumber energi produsen supercar asal Italia, Ferrari dan Lamborghini.


Aryanto menjelaskan Nikuba memiliki fungsi untuk memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O) melalui proses elektrolisis. Adapun air yang digunakan adalah air yang sudah tidak memiliki kandungan logam berat.


Hidrogen yang telah dihasilkan melalui proses elektrolisis itulah yang kemudian dialirkan ke ruang pembakaran mesin kendaraan sebagai bahan bakar. Sementara oksigennya, menurut Aryanto, akan kembali dielektrolisis menjadi Hidrogen dan dialirkan lagi ke ruang pembakaran mesin. Untuk bisa menghasilkan hidrogen, tetap dibutuhkan katalis. Katalis itu juga dibuat sendiri oleh Aryanto.


"Katalis yang saya gunakan ini, buatan saya sendiri, hasil jerih payah saya untuk menemukan katalis yang tidak ada di pasaran. Katalis yang saya buat ini organik," kata Aryanto.


Nikuba sudah dipasang pada 31 kendaraan dinas milik TNI. Sebanyak 30 unit dipasang di kendaraan dinas milik TNI dari Kodam III/Siliwangi, sementara satu unit lagi dipasang di kendaraan dinas milik anggota TNI dari Koramil Lemahabang, Serda Muhammad Sutami.





0 Komentar


Tambah Komentar