https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/feedback+icon-02.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/ask+me+icon.svg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9badd566-4f48-43a1-b61c-f1f3485f5967.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2043edce-9f6b-4e18-854f-56f6687482ec.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/8c5dba0b-c10c-414d-a455-686fae7be4b1.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/6c6cf4df-7937-4853-a763-08a62ed2be5c.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/73edd345-80ee-47eb-8e28-80342b2e6029.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9badd566-4f48-43a1-b61c-f1f3485f5967.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2043edce-9f6b-4e18-854f-56f6687482ec.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/73edd345-80ee-47eb-8e28-80342b2e6029.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9badd566-4f48-43a1-b61c-f1f3485f5967.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2043edce-9f6b-4e18-854f-56f6687482ec.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/8c5dba0b-c10c-414d-a455-686fae7be4b1.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/6c6cf4df-7937-4853-a763-08a62ed2be5c.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/73edd345-80ee-47eb-8e28-80342b2e6029.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9badd566-4f48-43a1-b61c-f1f3485f5967.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/2043edce-9f6b-4e18-854f-56f6687482ec.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/8c5dba0b-c10c-414d-a455-686fae7be4b1.jpeg

Bos Volvo Menanggap Self-Driving Tidak Akan Terealisasi Jika Regulasinya Masih Lemah

26 January 2023

dilihat 138x

Mobilku.com - CEO Volvo, Jim Rowan, mengatakan bahwa mobil yang dapat mengemudi sendiri sepenuhnya masih jauh dari harapan. Bukan karena teknologinya belum siap, melainkan regulasinya yang masih lemah.


Rowan yang berbicara dengan salah satu media Australia tersebut juga menganggap klasifikasi ontom dari Level 0 hingga Level 5 adalah hal yang lucu. "Ada lima tingkat otonomi yang berbeda menurut saya itu tidak masuk akal. Saat ini kita punya dua tingkat otonomi. Satu tanganmu di setir, satu lagi tanganmu di luar setir, cukup mudah bukan?".


Sebenarnya pernyataan diatas cukup aneh dari pabrikan yang beberapa waktu lalu memperkenalkan EX90, dimana mobil ini memiliki teknologi serta peralatan yang mendukung untuk self-driving. 


Volvo juga memiliki seluruh departemen yang didedikasikan khusus untuk pengembangan otonom. Volvo bahkan bekerja sama dengan Uber untuk menghadirkan truk tanpa pengemudi. Volvo memang sudah punya teknologinya. Mereka hanya menganggap bahwa regulasi akan menjadi penghalang terbesar bagi lahirnya self-driving di produk massal.


Rowan berpikir bahwa self-driving penuh kemungkinan hanya akan muncul di industri taksi atau bus sekolah, lantaran kedua transportasi ini rute nya tidak banyak berubah dan dapat dipelajari oleh sistem dengan cepat.


Komentar Rowan pun semakin liar, ia bahkan mengomentari Tesla dengan mengatakan bahwa self-driving tidak dapat membantu menaikan harga saham Tesla.


"Saya pikir orang sudah mulai menyadari bahwa full self-driving masih perlu bertahun-tahun lagi, dan itulah mengapa hal tersebut itu tidak mendorong nilai saham, karena pasar dan investor telah menyadarinya," jelasnya. 


Pernyataan Rowan bukan hanya omong kosong. Pasalnya negara bagian California telah melarang Tesla untuk menggunakan nama Full Self-Driving pada fitur mereka karena dianggap menyesatkan dan tidak sesuai dengan kenyataan.




0 Komentar


Tambah Komentar