https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d8f4f33c-63aa-499b-a6bf-139b0578851f.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d8f4f33c-63aa-499b-a6bf-139b0578851f.jpeg
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d8f4f33c-63aa-499b-a6bf-139b0578851f.jpeg

Apa Yang Terjadi Jika Drone Menabrak Jet?

14 December 2017

dilihat 154x

Pesawat berbagi angkasa dengan burung-burung cantik yang berterbangan di beragam ketinggian. Sebagai mahluk hidup, burung dibekali kemampuan untuk menghindar dari pesawat. Tapi kadang nasib berbicara lain, burung terhisap mesin turbin jet pesawat.



Dalam dunia penerbangan situasi itu disebut bird strike. Data yang dikumpulkan di Amerika Serikat, antara 1990 - 2015 terjadi lebih dari 160 ribu kali bird strike. Selain kerusakan mesin, maskapai dirugikan karena penundaan bahkan pembatalan penerbangan yang total nilainya mencapai USD 1,2 miliar setiap tahun.

Tapi dari sisi keselamatan penerbangan, bird strike relatif bisa dikendalikan. Dari jumlah serangan yang dilaporkan itu, hanya 0,025 persen (40 pesawat) yang mengalami insiden.

Jika bird strike relatif aman, para ahli kini dikhawatirkan dengan hadirnya drone. Pekan lalu tim peneliti dari The Ohio State University mengumumkan hasil penelitian tentang ancaman drone terhadap pesawat penumpang. Tim peneliti yang tergabung dalam Alliance for System Safety of UAS through Research Excellence (ASSURE) itu menyimpulkan tabrakan drone dengan pesawat akan menyebabkan kerusakan struktural yang lebih parah dibandingkan burung yang memiliki berat dan kecepatan benturan yang sama.

ASSURE meneliti dampak benturan lewat dua model drone dan dua tipe pesawat penumpang lewat simulasi komputer dan physical validation testing. Kiran D'Souza, asisten profesor teknik mesin dan penerbangan di Ohio State University yang memimpin penelitian menyebutkan,"Drone ukuran kecil sekalipun bisa menyebabkan kerusakan signifikan pada mesin pesawat."

Tidak seperti tubuh burung yang lunak, drone dibuat dari material yang keras dan kaku. Hasil penelitian menunjukkan, komponen paling kaku seperti motor dan baterai bisa menyebabkan kerusakan paling parah pada pesawat.

Peneliti melakukan simulasi dampak benturan drone seberat 1,2 kg hingga 3,6 kg terhadap pesawat jet komersial dan jet bisnis. Simulasi tabrakan pada sayap utama, kaca depan, dan stabilizer vertikal dan horisontal. Secara umum, kaca depan mampu bertahan terhadap kerusakan, sementara stabilizer horisontal paling parah. tingkat kerusakan mulai dari nol hingga penetrasi drone kedalam struktur kerangka pesawat.

Simulai tabrakan drone dengan pesawat jet bisnis, terungkap, kerusakan juga resiko terbesar terjadi saat takeoff. Karena saat itu bilah-bilah fan mesin berputar paling kencang. Titik kontak menjadi krusial. Jika terjadi di ujung bilah, menyebabkan kerusakan paling parah.

Meskipun penelitian ini belum tuntas seluruhnya, para peneliti menyimpulkan bahwa produsen harus melengkapi drone dengan kemampuan untuk mendeteksi dan menghindar ('detect and avoid')untuk mengurangi resiko tabrakan dengan pesawat. Atau penambahan fitur geo sensing agar wahan terbang nir awak itu bisa mendeteksi posisinya dan menjauh dari ruang udara bandara.

Regulator penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) akan menggunakan hasil penelitian ini untuk mengembangkan perangkat mitigasi resiko opersional dan tabrakan drone.

FAA patut khawatir, setiap bulan lebih dari 100 drone yang dilaporkan membahayakan penerbangan, seperti diterbangkan dekat bandara. Apalagi diperkirakan tahun ini ada 2,3 juta drone yang terjual. Populasinya diyakini akan meningkat dalam tahun-tahun mendatang.

Di Indonesia tampaknya belum menjadi isu meskipun popularitas drone semakin meningkat. Sudah waktunya para stakeholder untuk lebih waspada terhadap potensi bencana ini.

0 Komentar


Tambah Komentar