Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi Bisa Runtuh Dalam Waktu Dekat

Mobilku.com - Situasi nampaknya semakin memburuk bagi aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi belakangan ini. Aliansi yang terbentuk pada tahun 1999 itu mencoba untuk terus mempertahankan eksistensinya di tengah pandemi global. Situasi tersebut diperparah oleh tertangkapnya Carlos Ghosn pada 2018 lalu di jepang, yang membuat aliansi ini mengalami kesulitan.

Minggu lalu pihak Renault mencoba mengajukan pinjaman kepada Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire, dengan nominal $ 5.4 miliar. Pinjaman ini nantinya akan dipergunakan Renault untuk bertahan menghadapi efek pandemi virus yang telah menyerang industri otomotif. Tanpa pinjaman tersebut Renault diprediksi akan “hilang” dari dunia otomotif. 

Pihak pemerintah Prancis akan memberikan pinjaman tersebut jika Renault setuju untuk membuat kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan mencari strategi baru untuk menghemat biaya produksi. Diketahui negara Prancis memiliki saham sebesar 15% di Renault, membuat produsen asal Prancis ini sepertinya menghadapi dilema yang cukup besar.

Keadaan Nissan saat ini juga tidak lebih baik dari rekan seperjuangannya. Nissan telah mengalami kerugian yang cukup besar selama pandemi ini berlangsung, produsen mobil Jepang tersebut juga harus merumahkan lebih dari 20.000 karyawan agar tetap bisa bertahan. Pasca Carlos Ghosn ditangkap, transisi kepemimpinan di perusahaan ini membuat hubungan aliansi menjadi kurang harmonis. Bahkan pada awal 2020 beredar rumor bahwa aliansi ini akan segera bubar, namun rumor tersebut dibantah oleh mereka.

Beberapa Minggu kedepan akan menjadi hari-hari yang menegangkan bagi Renault. Pasalnya jika permintaan pinjaman tidak disetujui oleh pemerintah Prancis, maka kemungkinan perusahaan ini akan “hilang” dari industri otomotif. Akan tetapi mengingat Prancis memiliki 15% saham Renault, rasanya tidak mungkin pihak pemerintah tidak menyetujui pinjaman tersebut.