Akhir dekade 80-an hingga awal 90-an, McLaren Honda adalah raja Formula One. Tahun 1988 tim ini merebut 15 kemenangan dalam 16 balapan. Namanya sinomin dengan juara dunia tiga kali Ayrton Senna. Tim ini mengkoleksi empat juara konstruktor dan empat juara pembalap. Prestasi itu menempatkan Honda dalam daftar prestius di Formula One. Koalisi Jepang-Inggris ini berhasil membawa masing-masing merek ke level living legend. Namun kisah mereka tampaknya tidak selalu happy.
Pada tahun ini, kolaborasi Honda dan McLaren tidak seampuh 25 tahun lalu. Dalam uji coba pra-musim di Barcelona, Spanyol, McLaren Honda gagal menghasilkan hasil yang memuaskan. Peforma mesin Honda yang dibawah standar membuat McLaren uring-uringan. Karena itu sejumlah media berspekulasi McLaren akan bercerai dengan Honda.
Namun ada analisa lain dari Forbes yang justru berlawanan. McLaren tidak akan melepaskan Honda. Karena berdasarkan kontrak kerjasama, selain sebagai pemasok mesin, Honda adalah sponsor utama. McLaren belajar dari pengalaman 2014 dimana cukup sukses di sirkuit dengan mesin Mercedes-Benz namun sektor finansialnya berantakan karena tidak ada sponsor utama.
tahun ini mereka punya Honda sebagai sponsor utama, tapi problemnya, mesin Honda tidak perform. Nah, berdasarkan kontrak, McLaren tetap akan mendapat dukungan sponsorship dari Honda meskipun pabrikan Jepang itu tidak memasok mesin. Dan jangka waktu kontrak itu lima tahun. Artinya selama lima tahun dari segi finansial aman.
Karena itu, dari sudut pandang McLaren skenario terbaik adalah memprovokasi Honda untuk berhenti memasok mesin. Nah berdasarkan regulasi Formula One, pada kondisi seperti itu, McLaren bisa mencari sumber pemasok mesin lain. Dari perspektif perusahaan asal Woking, Inggris itu, tidak ada yang lebih baik dari kombinasi uang Honda dan mesin Mercedes.
Kabarnya, Honda sudah mempertimbangkan untuk menarik diri. Apa yang akan terjadi disirkuit, harus ditunggu beberapa pekan lagi ketika sirkut jet darat ini dimulai.