https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/7c664f9b-f27a-4e36-a7fd-5befe0f07955.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/7c664f9b-f27a-4e36-a7fd-5befe0f07955.png
https://mobilku.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/7c664f9b-f27a-4e36-a7fd-5befe0f07955.png

Perang Harga dan Infrastruktur: Tantangan Adopsi Massal EV di Indonesia

06 December 2025

dilihat 5x

Industri kendaraan listrik (EV) global tengah memasuki babak baru persaingan yang kian sengit, sekaligus menghadapi tantangan substansial dalam mewujudkan adopsi massal. Dari produsen raksasa hingga pemain baru, medan perang teknologi dan harga terus memanas.

Dominasi merek Tiongkok seperti BYD, Wuling, dan Chery, dengan model-model seperti BYD Dolphin, Wuling Air EV, BinguoEV, serta Chery Omoda E5, telah memicu perang harga yang agresif, terutama di segmen menengah ke bawah. Ini mendorong inovasi fitur dan harga yang lebih kompetitif. Contohnya, Omoda E5 yang menawarkan jarak tempuh impresif (hingga 430 km WLTP) dan fitur Vehicle-to-Load (V2L) dengan banderol menarik sekitar Rp 300 jutaan setelah insentif. Sementara itu, pemain Korea seperti Hyundai dengan Ioniq 5 dan Ioniq 6 terus memperkuat posisi di segmen premium-menengah dengan teknologi pengisian cepat 800V dan desain futuristik, meski dengan harga di atas Rp 700 juta.

Meski pilihan EV semakin beragam dan canggih, tantangan adopsi massal tetap menghadang. Infrastruktur pengisian daya yang belum merata, terutama di luar kota-kota besar, masih menjadi momok utama. Kecemasan akan jarak tempuh (range anxiety) dan harga beli awal yang kerap lebih tinggi dibanding kendaraan konvensional, meskipun insentif pemerintah mulai membantu, masih menjadi pertimbangan konsumen. Selain itu, edukasi pasar tentang manfaat jangka panjang, biaya perawatan, dan ketersediaan suku cadang juga krusial untuk menepis keraguan.

Dengan inovasi yang terus berlanjut dan persaingan harga yang sehat, prospek EV di masa depan cerah. Namun, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan penyedia infrastruktur sangat esensial untuk melampaui hambatan dan mempercepat transisi menuju mobilitas listrik sepenuhnya.

Sumber:

https://www.oto.com/berita-mobil/

https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/12/100500115/pasar-mobil-listrik-indonesia-2024-diprediksi-makin-ramai

https://www.gridoto.com/read/223945482/harga-mobil-listrik-bekas-makin-murah-wuling-air-ev-tahun-2022-dijual-mulai-rp-150-jutaan

0 Komentar


Tambah Komentar