03 December 2025
dilihat 3x
Pasar kendaraan listrik (EV) global terus menunjukkan pertumbuhan eksponensial, dan Indonesia tidak ketinggalan dalam gelombang transformasi ini. Data terbaru mengindikasikan lonjakan penjualan EV yang signifikan, didorong oleh kesadaran lingkungan yang meningkat, inovasi teknologi, serta insentif pemerintah. Namun, di balik optimisme ini, tantangan utama tetap pada aspek keterjangkauan harga, yang menjadi penentu adopsi massal.
Tren penjualan EV di Indonesia didominasi oleh segmen komuter dan keluarga perkotaan, dengan model-model seperti Wuling BinguoEV dan BYD Dolphin yang berhasil menarik perhatian berkat desain menarik dan harga yang relatif kompetitif. Kompetisi ketat antar merek global dan lokal, termasuk MG ZS EV, Chery Omoda E5, hingga Hyundai Kona Electric, mendorong produsen untuk menghadirkan fitur-fitur yang semakin canggih, mulai dari sistem infotainment terintegrasi, fitur keselamatan aktif (ADAS), hingga peningkatan kapasitas baterai untuk jangkauan yang lebih jauh.
Kendati demikian, harga awal EV masih kerap menjadi penghalang bagi banyak konsumen. Biaya produksi baterai yang tinggi menjadi faktor utama. Menanggapi hal ini, strategi manufaktur kini bergeser ke arah lokalisasi produksi dan perakitan, seperti yang dilakukan oleh beberapa merek di Indonesia, untuk menekan biaya dan memanfaatkan insentif pajak. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan harga jual dan membuat EV lebih mudah dijangkau oleh segmen pasar yang lebih luas.
Ke depan, pasar EV akan terus didorong oleh inovasi baterai yang lebih murah dan efisien, serta pengembangan infrastruktur pengisian daya yang lebih merata. Persaingan sehat antar produsen akan menjadi kunci dalam menghadirkan pilihan EV yang lebih beragam, tidak hanya dari segi fitur dan performa, tetapi juga pada titik harga yang semakin kompetitif, memastikan bahwa era mobilitas listrik dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Sumber: https://www.oto.com https://autonetmagz.com https://otomotif.kompas.com
0 Komentar
Tambah Komentar